12 Orang Dipenjara Terkait Banjir Tewaskan Ribuan Nyawa di Libya

3 months ago 38
ARTICLE AD BOX

Tripoli -

Kantor Kejaksaan Umum mengatakan 12 orang pegawai pemerintah dan pejabat lokal dijatuhi hukuman penjara atas peran mereka dalam mengelola fasilitas bendungan selama banjir mematikan kota Derna di Libya tahun 2023 lalu. Lebih dari 4 ribu orang dilaporkan tewas akibat banjir itu.

Dilansir AFP, Senin (29/7/2024), Kantor Kejaksaan Umum dalam pernyataan yang dipublikasikan di Facebook mengatakan para terdakwa dijatuhi hukuman penjara mulai dari 9 hingga 27 tahun.

Mereka dipenjara karena pengelolaan atas "fasilitas bendungan negara" pada saat runtuhnya dua bendungan di dekat kota pelabuhan Derna. Hal ini mengakibatkan banjir besar yang menelan korban jiwa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tanggal 10 September tahun lalu, Badai Daniel menghantam pantai timur Libya yang memicu banjir dan bendungan runtuh yang menghancurkan seluruh wilayah setempat.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), derasnya aliran banjir menewaskan lebih dari 4.300 orang dan menyebabkan lebih dari 8.000 orang hilang.

Dari data PBB itu, hampir 44.800 orang mengungsi akibat bencana tersebut, termasuk 16.000 anak-anak, dan akses mereka terhadap perawatan dan pendidikan telah sangat menurun sejak saat itu. Sekitar 250.000 orang masih membutuhkan bantuan kemanusiaan pada bulan Desember.

Sebuah laporan oleh Uni Eropa, PBB, dan Bank Dunia menemukan pada bulan Januari lalu bahwa "bencana tersebut berdampak pada sekitar 1,5 juta orang, 22 persen dari populasi Libya, yang tinggal di kota-kota pesisir dan pedalaman yang paling parah terkena dampak".

Laporan tersebut memperkirakan bahwa USD 1,8 miliar akan diperlukan untuk rekonstruksi.

Badan kemanusiaan PBB OCHA telah mengonfirmasi 4.352 kematian dan lebih dari 8.000 orang hilang.

"Menjadikan Badai Daniel sebagai badai paling mematikan di Afrika sejak tahun 1900," kata laporan tersebut.

Selain kebutuhan rekonstruksi, laporan tersebut memperkirakan kerusakan material dan kerugian ekonomi, termasuk kerugian bisnis dan pertanian, sebesar USD 1,65 miliar, atau 3,6 persen dari PDB Libya pada tahun 2022.

(lir/lir)

Read Entire Article