Bentrok Antarsuku Akibat Sengketa Lahan di Pakistan, 35 Orang Tewas

3 months ago 30
ARTICLE AD BOX

Peshawar -

Perseteruan tanah antara suku-suku di Pakistan barat laut telah meluas menjadi pertikaian sektarian selama berhari-hari dengan menggunakan senapan mesin dan mortir. Pejabat setempat mengatakan sebanyak 35 orang tewas akibat bentrok ini.

Dilansir AFP, Senin (29/7/2024), Pejabat polisi setempat Murtaza Hussain, mengatakan suku Sunni Muslim Madagi dan Syiah Mali Khel telah bertempur sejak Rabu lalu. Pertempuran itu terjadi usai seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke sebuah dewan yang sedang merundingkan sengketa lahan pertanian selama puluhan tahun.

Meskipun tidak ada yang terluka dalam serangan itu, kata Hussain, hal itu memicu kembali ketegangan agama yang sudah berlangsung lama antara klan yang hidup berdampingan di distrik Kurram di perbatasan dengan Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya sengketa tanah, masalah ini kini meningkat menjadi kekerasan sektarian," kata Hussain kepada AFP.

Dia mengkonfirmasi bahwa konflik tersebut telah menelan 35 korban jiwa sejauh ini.

"Pemerintah dan para pemimpin setempat berupaya menghentikan pertempuran melalui jirga (dewan suku), tetapi belum berhasil," katanya.

Perselisihan antarkeluarga umum terjadi di Pakistan. Namun, perseteruan tersebut dapat berlangsung lama dan penuh kekerasan di wilayah pegunungan barat laut Khyber Pakhtunkhwa, tempat masyarakat mematuhi tata tertib adat suku.

Seorang pejabat senior pemerintah dari distrik Kurram, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, juga menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 35 orang. Dia menambahkan 151 orang lainnya terluka.

"Konflik tersebut, yang kini memasuki hari kelima, telah meningkat menjadi pertikaian Syiah-Sunni.Semua upaya untuk menyelesaikan konflik tersebut telah gagal," katanya.

Pakistan adalah negara dengan mayoritas Sunni, tempat kaum Syiah sering menghadapi diskriminasi dan kekerasan.

Pejabat pemerintah mengatakan suku Syiah paling menderita dalam konflik tersebut, dengan 30 orang dari mereka yang tewas berasal dari sekte minoritas tersebut.

Seorang sumber polisi, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kedua belah pihak menggunakan senjata otomatis dan mortir dalam pertempuran yang difokuskan di sekitar kota Parachinar, yang telah diblokade oleh penegak hukum.

"Daerah tersebut masih menyaksikan bentrokan yang melibatkan penggunaan senjata kecil dan besar," kata pejabat senior distrik Kurram.

Kurram merupakan bagian dari bekas Daerah Suku yang Diatur Secara Federal, daerah semi-otonom yang digabungkan dengan provinsi Khyber Pakhtunkhwa pada tahun 2018.

Langkah tersebut membawa wilayah tersebut ke arus utama hukum dan administratif, meskipun polisi dan pasukan keamanan sering kali kesulitan untuk menegakkan aturan hukum di sana.

Lihat juga Video: Kecelakaan Bus di Pakistan, 7 Orang Tewas

[Gambas:Video 20detik]

(lir/lir)

Read Entire Article