Tiga Periode Maduro Pimpin Venezuela

3 months ago 31
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Venezuela Nicolas Maduro kembali menang dalam Pemilu dengan suara 51,2 persen. Kemenangan itu akan mengantarkannya menjadi presiden Venezuela untuk periode ketiga.

Seperti dilansir AFP, Senin (29/7/2024), Pilpres di Venezuela itu dinodai oleh klaim intimidasi oposisi dan kekhawatiran tindakan curang oleh pemerintah

Presiden CNE -- badan pemilu Venezuela yang loyal pada pemerintah, Elvis Amoroso mengatakan kepada wartawan bahwa Maduro memperoleh 51,2 suara pemilih. Sementara itu, capres oposisi Edmundo Gonzalez Urrutia mendapatkan 44,2 persen suara pemilih dalam pemungutan suara pada Minggu (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil pilpres itu mementahkan rentetan jajak pendapat yang sebelumnya memprediksi Urrutia akan mengungguli Maduro.

Dengan kemenangan ini, maka Maduro yang berusia 61 tahun akan kembali menjabat presiden selama enam tahun ke depan di mana dia telah menjabat sejak 2013.


"Saya bisa mengatakan, di hadapan rakyat Venezuela dan dunia, saya adalah Nicolas Maduro Moros, Presiden Republik Bolivarian Venezuela yang terpilih kembali," cetus Maduro dalam pidato kemenangannya.

"Akan ada perdamaian, stabilitas, dan keadilan. Perdamaian dan penghormatan terhadap hukum," tegasnya.

Maduro Awalnya Diprediksi Kalah


Sejumlah jajak pendapat independen memprediksi pemungutan suara pada Minggu (28/7) waktu setempat bisa mengakhiri 25 tahun "Chavismo", gerakan populis yang dibentuk oleh pendahulu dan mentor sosialis Maduro, mendiang Hugo Chavez.

Urrutia yang tadinya diprediksi menang, menggantikan pemimpin oposisi populer Maria Corina Machado dalam pencalonan setelah otoritas Venezuela mendepak dari pencalonan presiden.

Machado yang berkampanye secara luas untuk Urrutia, mendesak pada pemilih pada Minggu (28/7) malam untuk tetap "berjaga-jaga" di tempat-tempat pemungutan suara pada "jam-jam menentukan" untuk penghitungan suara di tengah kekhawatiran luas akan adanya kecurangan.


Sementara Maduro diketahui mengandalkan para aparat pemilu dan kepemimpinan militer yang loyal, serta lembaga-lembaga negara dalam sistem patronase politik yang mapan.

Pilpres Venezuela pada Minggu (28/7) waktu setempat merupakan hasil dari kesepakatan hasil mediasi yang tercapai tahun lalu antara pemerintah Caracas dan kelompok oposisi pemerintah. Kesepakatan itu mendorong Amerika Serikat (AS) untuk sementara meringankan sanksi yang dijatuhkan terhadap Maduro sejak tahun 2018 lalu, yang ditolak oleh puluhan negara Barat dan Amerika Latin.

Namun sanksi-sanksi Washington itu kembali diberlakukan setelah Maduro dianggap mengingkari persyaratan yang disepakati.

Selanjutnya: Oposisi Menolak kemenangan Maduro.

Read Entire Article