ARTICLE AD BOX
Washington DC -
Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari kelompok Republikan, Donald Trump, bicara soal bantuan untuk Taiwan yang bertahan dari potensi invasi China daratan. Trump malah bilang bahwa Taiwan perlu membayar semua bantuan pertahanan yang pernah diterima dari AS.
Dilansir AFP, Jumat (19/7/2024), AS dikenal punya "ambiguitas strategis" soal Taiwan, meski Presiden Joe Biden pernah mengatakan akan mengintervensi kondisi di Taiwan jika itu diperlukan.
Beijing ingin menyatukan kembali Taiwan menjadi satu kesatuan dengan Republik Rakyat China (RRC). Lantas bagaimana jika Trump menang Pilpres AS pada November nanti? Apakah Trump juga akan terus membantu Taiwan bertahan dari potensi serangan RRC?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tahu orang-orangnya dengan sangat baik, saya sangat menghormati mereka. Mereka melakukan sekitar 100 persen bisnis chip kita. Saya pikir, Taiwan harus membayar kita atas pertahanannya," kata Trump di wawancara Bloomberg Businessweek.
"Anda tahu, kita tidak berbeda dengan perusahaan asuransi. Taiwan tidak memberi kita apapun," kata Trump.
Taiwan adalah negara tempat penghasil industri semikonduktor. Microchip yang beredar di dunia ini rata-rata bikinan Taiwan. Benda itu dibutuhkan sekali oleh dunia.
Departemen Luar Negeri yang dipimpin Biden pada Rabu menampik pernyataan Trump, dengan mengatakan "Taiwan telah menanggung biaya pertahanannya sendiri."
"Taiwan telah membeli peralatan militer dari Amerika Serikat senilai miliaran dolar dan peralatan militer yang mereka beli mendukung manufaktur Amerika, mendukung industri Amerika, mendukung teknologi Amerika," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
Simak juga 'Saat Pendukung Trump Pakai Perban di Telinga Sebagai Bentuk Solidaritas':
(dnu/dnu)